Bagaimana proses berfikir ilmiah dikaitkan dengan
penalaran, sajikan dengan kasus dan analisis
kasus tersebut!
PENALARAN
Ø Pengertian
Penalaran
Menurut Suhartoyo Hardjosatoto dan Endang Daruni
Asdi memberikan definisi penalaran sebagai berikut, “Penalaran adalah
proses dari budi manusia yang berusaha tiba pada suatu keterangan baru dari
sesuatu atau beberapa keterangan lain yang telah diketahui dan keterangan yang
baru itu mestilah merupakan urutan kelanjutan dari sesuatu atau beberapa
keterangan yang semula itu .”
Keraf dalam Fadjar Shadiq menjelaskan
penalaran (jalan pikiran atau reasoning) sebagai:
“Proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan
fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu
kesimpulan”.
Secara lebih jelas, Fadjar Shadiq mendefinisikan
bahwa penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas
berfikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar
berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau
diasumsikan sebelumnya .
Ø Ciri-ciri
Penalaran:
Berikut ini merupakan ciri-ciri penalaran:
1) Adanya suatu pola berpikir yang
secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir
logis).
2) Sifat analitik dari proses
berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir
berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir
secara analitik.
Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Logis, suatu
penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara
objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
2) Analitis, berarti
bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam
merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke
dalam suatu pola tertentu.
3) Rasional, artinya
adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang
memang dapat dipikirkan secara mendalam.
Ø PENALARAN
DEDUKTIF
Pengertian Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penalaran untuk
menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan
atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi.
Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal
umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses
pembentukan kesimpulan deduktif tersebut dapat dimulai dari suatu dalil atau
hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.
Contoh :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan
adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus)
dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi
sosial dan penanda status social.
Ø Macam-macam
Penalaran Deduktif
Macam-macam penalaran deduktif diantaranya :
·
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan
secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah
konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3
buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
·
Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung.
Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan
karena sudah sama-sama diketahui.
Ø Ciri-ciri
paragraf berpola deduktif
Paragraf berpola deduktif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a) Letak
kalimat utama di awal paragraph
b)
Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus
c) Diakhiri
dengan penjelasan
Ø PENALARAN
DEDUKTIF
1. Pengertian Penalaran Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali
dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan
contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan
umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis.
Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf
sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari
barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain
sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues,
jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan
beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak
disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar
perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Macam-macam Penalaran Induktif
Macam-macam penalaran induktif diantaranya :
·
Generalisasi
Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum
untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri
– ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi
dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
∴
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Ø Macam-macam
generalisasi:
·
Generalisasi sempurna
Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana
seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi macam
ini memberikan kesimpilan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja
yang belum diselidiki.
·
Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi
berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Ø Ciri-ciri
paragraf berpola induktif
Paragraf berpola induktif memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
a) Letak
kalimat utama di akhir paragraph
b) Diawali
dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum
c) Paragraf
induktif diakhiri dengan kesimpulan
Dalam membahas pengetahuan ilmiah, kegiatan berfikir
belum dapat dimasukkan sebagai bagian dari kegiatan ilmiah, kecuali ia memenuhi
beberapa persyaratan tertentu yang disebut sebagai pola fikir. Berfikir dengan
mendasarkan pada kerangka fikir tertentu inilah yang disebut
sebagai penalaran atau kegiatan berfikir ilmiah. Dengan demikian
tidak semua kegiatan berfikir dapat dikategorikan sebagai kegiatan berfikir
ilmiah, dan begitu pula kegiatan penalaran atau suatu berfikir ilmiah tidak
sama dengan berfikir.
Sebagai Contoh: “Ketika seorang anak balita
mengambil sebuah pisau, seorang ibu langsung berusaha untuk mengambil sebilah
pisau dari si anak, karena sang Ibu berfikir pisau dapat membahayakan si anak”.
Kegiatan berfikir sang ibu belum dapat dikategorikan sebagai kegiatan ilmiah
karena ibu hanya mengira-ngira atau mempergunakan perasaan dalam kegiatan
berfikirnya. Lain hal nya jika “seorang mahasiswa psikologi yang dengan sengaja
memberikan sebilah pisau kepada anak batita dalam rangka untuk mengetahui
bagaimana sistem reflek si batita dalam mempergunakan pisau”. Mahasiswa
memiliki alasan yang jelas yakni ingin mendapatkan pengetahuan tentang
kemampuan seorang anak kecil, sehingga memungkinkan kegiatannya disebut
berfikir ilmiah.
2. Kaitkan dengan metode ilmiah. Carilah sikap
ilmiah yang berhubungan dengan metode ilmiah. Sajikan kembali dengan kasus dan
analisis kasus tersebut!
METODE ILMIAH
A. Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji
berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
B. Tujuan Penulisan Metode Ilmiah
Tujuan adalah salah satu bentuk harapan untuk dimasa
yang akan datang. Untuk karena itu dalam penulisan ilmiah kita tidak bias asal
tulis atau tidak mengindahkan kaidah-kaidah dala penulisan ilmiah. Dalam
penulisan ini kita harus mempunyai metodenya agar tulisan kita dapat dipahami
dan dimengerti oleh si pembaca dikemudian hari. Ini adalah beberapa tujuan kita
mempelajari metode ilmiah :
Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan
dan menyajikan fakta secara sistematis
Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai
karya tulis
Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan
karangan ilmiah
C. Sikap Ilmiah
Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut
“Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni
“Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan
kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea
charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class
of social situation” .
Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung
tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah
laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini
disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan
bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku
atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah
atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap
ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat
mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain
kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu
masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah.
Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat
Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan
masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
Ø Sikap
ingin tahu
Ø Sikap
kritis
Ø Sikap
obyektif
Ø Sikap
ingin menemukan
Ø Sikap
tekun
D. Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah
Bentuk laporan penulisan PI, terdiri dari :
1. Bagian Awal
Bagian Awal ini
terdiri dari:
Halaman Judul
Lembar Pernyataan
Lembar Pengesahan
Abstraksi
Halaman Kata Pengantar
Halaman Daftar Isi
Halaman Daftar Tabel
Halaman Daftar Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta
dan sebagainya
2. Bagian Tengah.
Bagian tengah yerdiri dari
:
Bab Pendahuluan
Bab Landasan Teori
Metode Penelitian
Bab Analisis Data dan Pembahasan
Bab Kesimpulan dan Saran
3. Bagian Akhir.
Bagian akhir terdiri dari:
Daftar Pustaka
Lampiran
Contoh Kasus :
“Pemimpin teroris mengatakan bahwa orang-orang diluar dari orang golongannya adalah kafir dan halal untuk dibunuh. Kalau kita tanya ke pemimpin teroris, kenapa Pak pimpinan teroris? Jawabannya, karena tertulis bahwa yang diluar jalan kita, adalah kafir. Atau mungkin jawaban lainnya, saya ini pimpinan yang dipilih oleh kekuasaan yang lebih tinggi. Kalian bisa percaya kekuasaan tertinggi, maka kalian harusnya bisa percaya kata-kata saya.”
Contoh diatas menjelaskan bahwa pemimpin teroris membuat pernyataan. Pernyataan ini digunakan untuk membentuk keyakinan. Pernyataan dari pemipin teroris beserta alasannya perlu kita kaji dengan menggunakan penalaran. Penalaran akan menentukan apakah pernyataan dari pimpinan teroris ini layak untuk kita yakini atau tidak.
“Pemimpin teroris mengatakan bahwa orang-orang diluar dari orang golongannya adalah kafir dan halal untuk dibunuh. Kalau kita tanya ke pemimpin teroris, kenapa Pak pimpinan teroris? Jawabannya, karena tertulis bahwa yang diluar jalan kita, adalah kafir. Atau mungkin jawaban lainnya, saya ini pimpinan yang dipilih oleh kekuasaan yang lebih tinggi. Kalian bisa percaya kekuasaan tertinggi, maka kalian harusnya bisa percaya kata-kata saya.”
Contoh diatas menjelaskan bahwa pemimpin teroris membuat pernyataan. Pernyataan ini digunakan untuk membentuk keyakinan. Pernyataan dari pemipin teroris beserta alasannya perlu kita kaji dengan menggunakan penalaran. Penalaran akan menentukan apakah pernyataan dari pimpinan teroris ini layak untuk kita yakini atau tidak.
Ø PERBEDAAN
KARYA ILMIAH DAN NON ILMIAH
Istilah karya ilmiah dan nonilmiah merupakan istilah
yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia tulis-menulis. Berkaitan
dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli bahasa menyebutkan karya fiksi dan
nonfiksi. Terlepas dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat
penting untuk diketahui adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan
nonfiksi atau apa pun namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang
signifikan.
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati
dari beberapa aspek.Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu
hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian
antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan
pengamatan atau empiri. Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan
sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu
dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses
pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. Ketiga, dalam pembahasannya,
tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis
dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah
yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.
Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya
tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta
pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau
abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang
juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat (1) emotif: kemewahan dan cinta
lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit
informasi, (2) persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk
meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup
informative, (3) deskriptif: pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan
subjektif, dan (4) jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti.
Contoh Laporan Peristiwa
Pabrik Kertas kebakaran di Tambun
Tambun, 16 maret 2016
Kebakaran melanda PT Kertas di Tambun. Menurut
keterangan salah satu karyawan, Arief, peristiwa itu terjadi sekitar pukul
16.00 WIB. Api berasal dari ruang spare part, langsung menyebar ke bangunan
pabrik.
“Saya tidak tahu apa penyebabnya, tiba-tiba ada asap
keluar dari ruangan,” kata Arief di lokasi kejadian, Kamis (16/3).
Menurutnya, pada saat kejadian tersebut sebagian
karyawan ada yang sedang beristirahat dan pergantian shift. “Saat api membesar,
semua karyawan langsung dievakuasi keluar,” tambahnya.
Kapolsek Tambun Kompol Joko mengatakan pihaknya
belum mengetahui penyebab kebakaran tersebut. Saat ini pihaknya bersama petugas
pemadam kebakaran kota masih berusaha memadamkan api. “Belum tahu kenapa, kita
belum cari data. Masih padamkan api,” ujarnya.
Hingga pukul 21.00 WIB api belum bisa dipadamkan.
Petugas Pemadam masih berusaha menjinakkan api yang telah membesar dan
menghanguskan bangunan pabrik.
Sumber:
buldanabdullatif.blogspot.co.id/2015/10/tugas-1-softskill-bahasa-indonesia-2.html?m=1
distakp1125.blogspot.co.id/2015/10/tugas-1-softskill-bahasa-indonesia-2_6.html?m=1
syamsulanwara.blogspot.co.id/2015/03/tugas-softskill-bahasa-indonesia-2.html?m=1