NAMA : NOVICA
RATNASARI
NPM/KELAS : 16213550/4EA29
MATA KULIAH : ETIKA BISNIS
SUB POKOK BAHASAN : PRINSIP ETIKA DI LINGKUNGAN HIDUP
Tercemar,
Air Sumur 3 Kecamatan di Depok Tak Layak Konsumsi
Liputan6.com,
Depok – Dinas kesehatan Kota Depok mengungkapkan temuan air
di tiga kecamatan tidak layak konsumsi. Diduga air tersebut tercemar limbah
industri.
Hal tersebut
diungkapkan Kepala seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Depok,
Sukanda.
“Beberapa waktu lalu,
kami pernah melakukan uji sampel secara acak terpilihlah 3 kecamatan. Diketahui
dalam setiap kecamatan satu Rukun Warga (RW) kondisi air sumurnya tercemar
senyawa kimia,” kata Sukanda kepada Liputan6.com,
Kamis (18/8/2016).
Sukanda menjelaskan,
kecamatan yang dipilih yakni kecamatan Cimanggis, Sawangan, dan Bojong Sari.
Disitu dilakukan pengujian sampel kualitas air sumur. Alhasil, kualitas air
sumur ditempat tersebut telah tercemar alias Ph-nya tidak netral.
“Air layak konsumsi
apabila Ph berada di antara 6,5 sampai 9,2. Sedangkan air bersih Ph-nya di
kisaran 6,5 sampai 8,5. Dibawah angka itu tandanya ada kandungan asam.
Sedangkan diatas itu tandanya ada kandungan basa,” ungkap Sukanda.
Setelah di telusuri,
ternyata sungai yang mengaliri tiga kecamatan tersebut sudah terkontaminasi
berbagai jenis limbah. Selain itu, permukaan tanah diwilayah tersebut selalu
mengalami penurunan. Sekitar 2 sentimeter turun setiap tahunnya.
“Misal didaerah
Cimanggis. Disitu banyak perusahaan industri. Sebagian perusahaan membuang
limbahnya tidak benar. Nah, air kalinya rembes ke sumur warga,” beber Sukanda.
“Di Kecamatan Sawangan
dan Bojong Sari juga demikian. Kenapa disitu airnya mengandung asam? Karena
banyak warga yang buang air besar tidak di sepitank melainkan di sungai, kali,
koya, empang, atau rawa. Sehingga jika tanahnya gembur kualitas airnya jadi
buruk,” dia menambahkan.
Sukanda menjelaskan,
air yang Ph-nya mengandung asam atau basa berarti air tersebut telah tersemat
berbagai senyawa kimia besi. Sehingga, tidak layak untuk dikonsumsi kecuali air
tersebut telah melalui proses penyulingan.
“Bakteri bisa mati
kalau dimasak tapi kalau ada kandungan logamnya
ya percuma saja karena engga bakal hilang. 10 persen warga disitu tidak
tahu kalau airnya tercemar dan harus diapakan,” ujar Sukanda.
Untuk mengetahui
senyawa kimia yang terkandung dalam air sumur tidak bisa sembarangan pengujian
terlebih dahulu.kendati demikian, dugaannya bisa terlihat secara kasat mata.
“Cuma secara kasat mata
kita bisa tahu kalau air sumur dirumah keruh bisa saja mengandung bakteri dari
tanah, H2S atas besi (Fe). Kalau tidak berbau berarti aman dikonsumsi,” ujar
Sukanda.
Solusi:
1.
Sebagai warga didaerah tersebut harus
lebih waspada terhadap pencemaran tersebut atau mencari alternatif lain untuk
tidak mengkonsumsi air tersebut.
2.
Pemerintah setempat untuk memberi
peringattan kepada industri terdekat agar tidak membuang limbah ke sungai
tersebut. Dengan cara tersebut dan dengan cara lebih menegakkan hukum maka
kesehatan warga setempat tidak akan terancam.
sumber: Liputan6.com
No comments:
Post a Comment